Soon To Be Mrs. David Agustinus
It's Glad to be Back sharing cerita lagi!
Setelah udah 1 tahun lebih ga blogging karena sibuk kerja *Cirebon, Belitung, Bogor and Bandung (for many times), Malang, Surabanya, and for the First Time, Medan (North Sumatra) and Balikpapan (East Borneo)! Yupp, seneng bgt bisa keliling Indonesia, finally!*
Tapi ga CUMA itu.
2016. Tahun dimana kehidupan gue semakin membaik. Setelah 2015 dapet kerjaan yang oke dan diakhir tahun, I met someone who really important. And I really thanks to him, karena dia mau beraniin dirinya buat kenalan sama gue, di lobby kantor tepatnya.
Di awal tahun, 9 Januari 2016, gue jadian sama David. Kita dulunya (sekarang David udah pindah) sekantor cuma beda 1 lantai. Dan lebih lucunya adalah dia kakak dari temen kampus gue *sambil dengerin lagu: It's a small world after all*
Singkat cerita, 1 tahun itu ga cepet tapi ga lama juga. Setelah David 2 kali ngomong sama bokap gue minta restu untuk nikah, akhirnya 19 Februari 2017, David minta nyokap nya secara resmi 'ngiket' gue pake kalung.
Bener kata orang-orang selama ini kalo yang namanya siapin pernikahan itu bakal banyak ributnya dan otomatis makin keliatan jati diri kita masing-masing seriously. Untuk persiapan pernikahan kita, itu juga ga gampang. Kita ga cuma nyatuin 2 kepala. Tapi harus nyatuin 6 kepala! Papanya David bilang simple aja. Mamanya David bilang kita sama-sama anak pertama, pasti orang tua pengen banget banggain pernikahan anak pertamanya *intinya harus pesta undang rekan orang tua*, Papi bilang terserah, yang penting kita berdua siap ga cuma secara hati tapi juga finansial (after married ga ada lagi yang namanya bergantung sama orang tua), Mami juga terserah tapi pengen undang temennya (yang setelah dihitung ternyata banyakan temennya dia dibanding gue, maklum ibu sosialita)
Soal tanggal, jangan ditanya. Banyak gantinya, sama kayak gedung dan konsep Wedding (dijelasin nanti di posting selanjutnya). Tanggal awal adalah 2 September 2017. Kenapa? Karena David ultah di tanggal 31 Agustus dan gue di tanggal 1 September. Jadi maunya kita married di tanggal 2 nya biar ngurut tanggalnya (read: biar ngirit traktirannya) tapi waktu yang buat kita mundurin tanggal nya karena sepertinya persiapan agak cepet (biaya bisa bengkak dan tabungan belum cukup). Akhirnya kita mundur ke 24 Februari 2018. Namun, sayangnya lagi waktu yang membuat kita (kali ini) majuin waktunya karena sudah masuk masa Prapaskah. Di agama Katolik, masa Prapaskah dan masa Advent disarankan untuk tidak melakukan pernikahan. Cari-cari tanggal lagi, kita majuin 1 bulan ke tanggal 27 Januari 2017. Lagi-lagi masih kurang pas karena 1 hari setelah Ade gue ulang tahun. Pasti persiapan wedding ini bakal riweuh 1 hari sebelum kita nikah (which is that's my brother's birthday). Ga enakan sih lebih tepatnya kalo nanti semua keluarga perhatiin acara gue tapi kayak ngesampingin ultah ade gue.
And finally, tanggal terakhir (hopefully) ditujukan ke 3 Februari 2018 (3+2+2+0+1=8, hehehehehe maksa) untuk gedung, syukur banget masih kosong. Seakan-akan ini tanggal yang ditentuin sama Tuhan sendiri.
to be continued....
Comments
Post a Comment